THE TIME WITH NO NAME, THE SELF WITH NO NAME

Friday, March 19, 2004

udara panas, tipikal musim kering di kotamu
mendera desahmu dalam detak pulsa, irama jantung kita
sementara sungai-sungai masih mengalirkan kesejukan yang sunyi

mesin telepon masih merekam gumam yang sama
suara yang tak jemu kucumbu, meski tak kutemukan jiwa
dalam percakapan kita. kita hanya bosan bicara

di sini, kota yang selalu kauingat dalam sampul surat
aku masih menggambar garis dari bintang ke bintang: membilang saat