THE TIME WITH NO NAME, THE SELF WITH NO NAME: 09/01/2005 - 10/01/2005

Wednesday, September 28, 2005

- Blitz In The Eye .. oh silaunya .. -

Kami dipertemukan entah oleh apa. Hanya sore yang tua dengan kantuk yang nglangut didepan monitor 14". chatting sembarang dengan orang tak dikenal, antara mau dan enggan.
Aku Debu, dia Angin. Siapa yang lebih hebat, kataku ? Kami sama-sama hebat ternyata.
Lalu kami saling bertukar sederetan nomor. Aku meminta puisi, dia memberi puisi. Aku sedih, dia menghibur.
Dan disebuah waktu yang lagi-lagi sore .. disebuah lintasan lari, dibawah menara jam tua, kami bertemu. Dia, dengan rambut kusutnya, aku .. dengan handuk dileher.
Berjalan entah kemana, pembicaraan kecil yang lama-lama menjadi besar ...

Awal pertemanan.

Sampai akhirnya kami tiba di sebuah peristiwa yang bernama perpisahan. Kalimantan - Jawa. Adios amigos. Milan kundera saksi matanya.
Dia pergi, aku pun pergi.
Waktu yang berbeda, pulau berbeda, kehidupan berbeda.
Aku si benalu, dia memberi yang kuperlu. Aku menangis, dia merentangkan tangan. Kadang tidak adil. ah .. anak ingusan.

Tapi persahabatan bukanlah dilihat dari sebarapa banyak pertemuan dibuat. Dari kedalaman rasalah yang utama. Beberapa kali dia mengunjungiku di kota itu .. dengan aku yang semakin lemah tertoreh tragedi. dengan air mata dan darah yang kututupi. Dan seperti layaknya sahabat .. dia mengerti tanpa perlu bertanya. Pelukan yang menyembuhkan, kata-kata penghiburan.

Selang beberapa waktu kemudian, kami bertemu kembali di kota dimana kami pertama bertemu. Aku yang sedang kehilangan peta meminta dia untuk mau menampungku sementara. Bukan hal aneh bila dia mengiyakan. Dia memang pantas bernama teman.

Dan cekikikan tentang lelaki-lelaki yang kusuka, berlanjut ke cerita patah hatinya dia terhadap seorang wanita cantik kebangsaan itali. Cintanya di hutan, pelabuhan, ciuman pertamanya, sampai ke perpisahannya. Seperti biasa kami akan bersedih-sedihan berdua. Lalu aku akan memasak untuknya, sementara dia menonton tv atau mendengarkan mp3.

Kadang dia kecewa padaku, aku tau. Kecewa terhadap benteng di sekitarku.
Aku bukan tukang batu, kataku. Aku tidak mampu menghancurkannya sendiri. Aku perlu bantuan orang lain untuk menghancurkannya.
Dia diam, masih kecewa.
Oke, mungkin aku akan coba meruntuhkan dinding ini sendiri. Tapi sabar ya ...

Waktu berjalan. Kehidupan kami jungkir balik. Tak ada rupiah tersisa di saku kami. Frustasi dan kebingungan. Uang si dewa durjana mencari gara-gara.
Aku memutuskan pergi kembali, entah untuk apa. Mencari uang ? Tidak juga. Yang jelas kaki ini harus bergerak sebelum lumpuh dan mati rasa.
Kami kembali terpisah. Cuma sesekali bertemu di dunia maya. Sulit bersentuhan.

Kabar terakhir tentang dia, kudengar dia sedang asik berlari-lari kecil melintasi jembatan ampera . Lalu menyusuri sungai mencari bebatuan.
Beberapa kali menelponku dari rawa-rawa dengan antena pemancar menjulang tinggi, menanyakan kabar dan menceritakan kebodohan. Setelah saling melempar rasa kangen, janji temu pun dibuat .. mungkin disebuah pelabuhan. Entah kapan.

Cuma berharap .. kamu baik-baik saja, Dala.

Tuesday, September 27, 2005

- Back on track -

Dear nose-picker boy,
Air mata dan ancaman bunuh diri semalam adalah hal paling konyol yang pernah saya tau. terutama karena kamu memiliki kelamin yang menggelantung diselangkanganmu.
Jadilah lelaki. Dan berhentilah berharap terlalu banyak.
As we all know, i'm not and never be that good for you. Just go back to yer family.

Happy for all.

Case closed.
it feels like i have no time to digest what's going on around me this few days .because there's always the next thing to go to. next train, next station, next job, next appointment, next event, next trouble, next journey, next sickness, next love life ...

Monday, September 26, 2005

Across the night
It was the moon that stole my slumber
Across the night
I fell in love with people sleeping
And hugged a man's arthritic shoulder

I fell tired, asleep in a golden ocean
Your eyes perspired, a spike in my fascination

I don't mean to make you cry
But this feeling will run right through the night
And I'll only make you cry with these feelings

Sleepless, untamed without a leash on the light around me

So let us be married and have another baby
Coz I don't wanna be lonely I just wanna be alone
Yeh let's just get married shouting baby, baby, babies
"You'll never sleep at all"
But I don't wanna be lonely

Never seen the sunshine
From higher points than sunrise
I don't wanna be lonely
I just wanna be alone

Sunday, September 25, 2005

"cemas yang lo beri. Sepertinya jauh lebih istimewa dari segala penyembuhan.Thx 'nne. Lo slalu berarti buat gw."

Hey Dala ! Baik-baik ya di Palembang. Bikin orang cemas itu gak bagus ;)

Thursday, September 22, 2005

Untitled, Unthought


I was before you were,
I did before you could,
I saw before your eyes opened,
And then I slept as you awakened.

I walked as you crawled,
I thought as you dreamed,
I screamed as your first words were born
And then I slept as you awakened.

I loved as you yearned,
I handled as you touched,
I kissed as you sighed,
And then I slept as you awakened.

Tomorrow I will run,
And you will rise,
I will fight as you watch,
I will die as you will live,
I will sleep as you awaken,
And realize the dream

Tuesday, September 20, 2005

- Berhenti bernafas -

1 sms received.

"&%$!@# *+# ^@#$^ !~^%(* +&!#^ *&!~@ &@$&^%+~%@ ~* *^%!#2 ? $#!~^% ~!% %#^ !*& $#~! +_$~! @~!*+? KENAPA ELO MELULU DI KEPALA GUE ?"

Sender:
si panu
+6281XXXXXXXXX

Sent:
01:37:23
21-09-2005

Sunday, September 18, 2005

Sadar gak kalo hidup kamu ngebut 100 km/jam ?
Yah .. maklumlah ngejar setoran
Plus handuk kumal di leher ?
Boleeeh ..
Kenapa ?
Menghindari rengekan diakhir bulan dong ! Kuping kan perlu dimanjain juga.
Lho ? Cuma kuping? Hati gimana?
Urusan hati bukan masalah saya lagi, sori.
Kamu percaya ramalan ?
Nggak. Orang cina sok tau pernah ngeramal saya pake tarot.
Apa dia bilang ?
Katanya umur 30 saya mati. Bullshit. Karna 10 taun lagi saya pasti masih eksis.
'Nne .. ?
Ya?
Kamu kesepian ?
Maksudnya ?
Udah baca sms saya? Kamu dapet 2 jempol dari saya.
Sori, ga doyan jempol.
Doyannya apa ?
Cendol.
Ya udah, 2 cendol dari saya.
Nggak ah makasih.
Kamu percaya Tuhan ?
Tuhan semalem ke kontrakan saya nganterin martabak. Kenapa?
Lho ? Katanya sukanya cendol.
Yang pasti saya nggak suka kamu.
Kamu percaya neraka ?
Ya, muka kamu kaya neraka.
'Nne ... Pleaseeee .. !!
Hmm ?
Saya cuma coba nyelamatin kamu.
Sial. Selama ini saya kira Mesias itu tampangnya ga separah kamu.
Saya cuma kasian sama kamu. Ngerti gak sih ?
Nggak.
'Nne ?
Hmm ?
Go to hell.
Thank you :)


How much can you know about yourself if you've never been in a fight? - Fight Club

Thursday, September 15, 2005

Last Night is The Night
It's turned out to be an extrodinarily beautiful night. The temp is so pleasant, accompanied by a soft breeze, the sky is clear, and the humidity is way down. It's the kind of night you wish you had someone special to share it with - romance lives in such atmosphere. *sigh*

Wednesday, September 07, 2005

"Ay ay ay, ay ay ay
Tell you baby, you huggin up the big monkey man
Ay ay ay, ay ay ay
Tell you baby, you huggin up the big monkey man"


Monkey man berkumandang pagi ini di kamar saya.
Semenjak semalam seorang kenalan rela meminjamkan tape tuanya kepada saya, saya tau hari ini pasti akan indah.
Saya tidak biasa seceria ini di pagi hari, tapi sesekali bolehlah. Saya pun berjingkrak-jingkrak menuju teras. Menggeliatkan badan, menyulut batangan samsu, lalu menyapa tetangga sebelah. Sesuatu yang jarang saya lakukan.
Saya pun berangkat mandi dengan bahagia.

Tiba di kantor pukul 08:59. satu menit sebelum absen berwarna merah. Masuk ke ruangan, menyalakan komputer, mengaktifkan YM, dan menyapa beberapa teman.
klik Opera. saya mengetikkan satu huruf, site history menawarkan satu alamat yang kemudian langsung tersambung kesebuah jurnal favorit saya.
Aaah .. ada tulisan baru.
Apa saya bilang! Hari ini Jakarta cihuy !!

Hello, I'm Anne, and I'm going to enjoy myself first :D

Monday, September 05, 2005

Hey .. It's the candy of the century,
Prozac and valium are the drugs for free !!!


*Menengok dengan cepat*
"Siapa itu yang nyetel agitators barusan?"

*Jelalatan mencari tau*

"gue 'nne.. kenapa?", menjawab lirih, mimik was-was.

"itu mp3? dapet dari mana? bisa kirim ke imel gw?"

*menyeringai lebar sambil menghembuskan nafas* "Bisa! Bisa! Suka the agitators juga ya?"

"Cuma satu lagu ini aja sih .. gw jadi inget jogja.."


oi Rapa !! Kalo lo skrg ada di terban, duduk dibelakang meja operator, sambil memandang ke jalanan, mata lo silau kena pantulan kaca-kaca mobil yang lewat, pake celana pendek, nyeruput tekita, sambil dengerin lagu ini dari speaker rebek didepan lo, mungkin lo sedang mengalami perjalanan ke masa lalu, dimana gw masih ada disana. Peristiwa yang sama persis, dari masa lalu dan masa sekarang, bakal membentuk arsiran tipis yang saling bersinggungan. Siapa tau kita ketemu di dimensi itu. Hahaha ..
another flawless day .. [when I exactly do nothing]

Malas. Panas. Cuaca nggak kompak sejalan dengan suasana hati. Lengket berkeringat. Padahal perasaan saya sedang sendu. Seperti biasa terlalu terpengaruh pada buku yang saya baca. cerita-cerita sedih selalu membuat saya jadi lembek.
Sedangkan hisapan maut sudah sampai ke batang ke-dua.
3 orang bercakap-cakap di ruang tamu. Memperbincangkan pesawat jatuh, membincangkan perempuan berkutang hitam berenda, membicarakan apapun.
Samar ... menjauh ... suara-suara itu lenyap.
Yang saya dengar cuma dengungan halus. Dibalik kelopak mata saya yang terpejam, tidak ada hitam. Yang ada hanya ingatan yang dijejalkan tanpa ampun. slide demi slide dipertontonkan dengan paksa tanpa ada tombol pause atau jump to another track, untuk menghindar.
Berusaha membuka mata. Sulit. Kelopak mata saya serasa diduduki pantat besar berlemak, yang gelambirnya menutupi lubang telinga saya, dan tidak membiarkan gelombang suara sekecil apapun untuk masuk. Sangat berat. Terpaksa fokus.
Saya cuma bisa pasrah. Menontoni potongan-potongan gambar dari masa lalu, yang mengaduk-aduk perasaan saya.
Sampai ketika ... saya tiba disebuah ingatan .. peristiwa yang mempertontonkan kegetiran dari sebuah mimpi yang mustahil. Saya tidak boleh tinggal diam. Berontak !
"Aaaaahhhh !!", saya membuka mata sambil berteriak. Mengibas-ngibaskan kepala, meyakinkan diri bahwa bayangan itu sudah sepenuhnya terusir.
Suasana mendadak sepi. 3 orang di ruang tamu, membiarkan obrolan mereka menggantung di udara, demi untuk menyembulkan bentuk-bentuk kepala mereka yang aneh dari balik tembok.
"napa sih tau-tau teriak?"
-Merasa bodoh-
"hehe..gw mimpi."
"mimpi? emang lo tidur?", si gondrong bertanya.
"hahaha makanya jangan mabok mulu.", lelaki kurus dengan tato jelek menimpali, sambil tertawa keras. Mungkin merasa sangat brilian dengan celetukannya.
"mending mabok, daripada sadar trus sok tau.", saya menggerutu.
Lelaki ke-tiga tidak berkomentar. dia tau bagaimana saya. Play save. Gud boi.

Beranjak ke beranda. Mencari-cari seliwir angin malam. Sedikit dipaksakan. Menggoyang-goyangkan badan.
Agak tergelak. menepuk jidat. Rumah kontrakan kecil ini berada di lokasi kumuh. Gang senggol. Rumah berdempetan. Mana mungkin ada ruang untuk angin sepoi-sepoi ?

Saya masuk ke dalam. melirik ke-tiga tamu harian itu. meraih helm, jaket dan kunci motor.
"cabut dulu ya!"
"eh kemana ?? awas razia bu !"
"santai .. gw udah siapin duit 20 rebuan kok.", saya menepuk saku sambil tersenyum, berusaha menetralkan suasana. otot leher mereka keliatan tegang. kasian.

Lenggang .. Kosong .. Jalanan sepi. 70 km/jam, motor saya memperdengarkan suara tidak sedap. Mengingatkan lagi bawa harus secepatnya saya pergi ke bengkel.
Satu jam tanpa memori. Menggilasi jalan kesana kemari. Tau-tau saya ada di"sana" lagi. Menepuk jidat kedua kali. Memang, berat hati saya akui, dia masih saja memegang kendali.
Kapan ya bisa bertemu dan saling mentertawakan ? Saya sudah siap. Siap menertawakan, siap ditertawakan. Apapunlah.
Mental Anxiety
Menopause
Mental Breakdown
Ever noticed that all problems start with men?

Saturday, September 03, 2005

Tilanglah daku kau kujitak
untuk angin yang menerpa wajah dengan kencang diatas motor rongsokku, untuk melaju cepat tanpa surat ijin mengemudi, untuk motor tanpa spion dan lampu, untuk emas hijau disaku belakang yang luput dari pemeriksaan, lembaran 20 ribu itu berpindah tempat.