THE TIME WITH NO NAME, THE SELF WITH NO NAME: 02/01/2005 - 03/01/2005

Thursday, February 17, 2005

Banyak hal yang sulit ditebak. Pada awalnya saya berpikir sudah saatnya saya keluar dari dinding yang saya bangun disekeliling saya, dan menghilangkan sikap2 anti-trust terhadap orang lain. Pikiran itu muncul semenjak seseorang datang dan menawarkan persahabatan kepada saya. Dia bilang dia tidak membenci saya, dan mau menerima saya apa adanya. Itu melegakan.
Sayangnya itu tidak berlangsung lama, ketika saya menemukan kenyataan bahwa masih saja ada kecurigaan yang melekat terhadap saya, dan ketika saya tidak lagi bisa menemukan ketulusan dalam persahabatan yang dia tawarkan, mulai terpikir untuk kembali masuk ke cangkang.
Sendiri lagi seperti biasanya ternyata adalah tindakan yang paling tepat untuk menyelamatkan perasaan saya agar tidak lebih hancur lagi dari ini.
Mungkin belum saatnya saya membuka diri, selama belum ada yang benar-benar mengerti.

Wednesday, February 16, 2005



Lihat kakinya. Perhatikan!
Langkahnya tampak berat ...
pasti dia menanggung beban.

Monday, February 14, 2005

Siapa juga yang butuh pesta besar yang ramai dan pura-pura senang ??? Benar-benar senin yang membosankan ..
Aku melihat keluar jendela pagi ini.
Salju bertumpuk di beranda, di jalanan, di pagar, di ranting pohon.
Seseorang mematikan lampu.
Ini musim dingin terberat, seseorang menggerutu.
Kakiku beku.
Aku mendengar suara gemeletuk.
Ternyata gigiku. Sial, ternyata memang dingin disini. Aku menutup jendela.
Kamar ini kosong,
rumah ini juga.
Semua pergi ... entah kemana
Keran air lupa ditutup.
Bisa-bisa banjir.
Mungkin ada seseorang terburu-buru pergi tadi malam
Tunggu..
Apa memang ada seseorang semalam disini ?
Aku lupa.
Mungkin memang ada seseorang.
Tapi aku tidak ingat.
Atau bisa jadi juga aku sendirian semalam.
Ini februari ?? Benarkah diluar bersalju ?? atau tidak ??
Apakah aku kedinginan ??
Apakah aku ?? Siapakah aku ??
Apa aku punya nama ?? Dimana aku ?? Rumah siapa ini ??
Semua terlihat asing dan aneh pagi ini.
14 februari selalu membuatku hilang ingatan.

Saturday, February 12, 2005

Kalau saja surga ada didalam segelas Milo dingin, mungkin orang-orang seperti saya tidak perlu repot-repot mencari Tuhan. dan kalau saja kebahagiaan ada tersembunyi dibalik lipatan celana, pastinya saya tidak perlu setengah mati mencoba menjadi "baik". Menjadi baik menurut standarisasi manusia-manusia kebanyakan, yang entah berdasarkan apa. tingkat kebaikan yang telah dipatenkan. Senang menyendiri, tidak perduli dengan orang lain, dan jarang tersenyum, katanya adalah tidak baik. Lalu apa yang baik menurut kalian ??? Saya merasa sudah cukup baik, setidaknya bagi diri saya sendiri. Kamu kan tidak hidup sendiri saja didunia ini, jawab mereka. Ah, kata siapa?? Memang banyak wajah-wajah yang saya kenal disekeliling saya, tapi mereka bukan teman saya. Toh mereka pun tidak merasa pernah berteman dengan saya. Lalu apa gunanya hidup berkelompok, kalau masih banyak hal yang bisa dikerjakan sendiri?? Dan dengan hidup sendiri, sudah pasti Milo dingin ini bisa saya nikmati sendiri tanpa perlu berbagi dengan siapapun .. gluk!
Emak pun boleh membela diri …


Saat kamu tanya apa yang salah dengan dirimu, nak. Tentang kenapa emak melahirkan kamu. Tentang mengapa mereka mencela kelahiranmu yang tanpa ayah, hanya karena emak bukan bunda maria, dan kau bukan mesias. Lalu kau pun bertanya dalam kepolosanmu, apakah kelak kau akan mati disalib juga seperti Isa. Maaf mengecewakanmu. Tapi rahim emak bukanlah rahim perawan suci, dan kaupun bukan berasal dari roh cahaya yang ditiupkan Tuhan keperut emak.Kau lahir dari napsu.
Dan tentang kelahiranmu … pada mulanya adalah cinta,nak. Lama kelamaan adalah kesalahan. Sebuah persetubuhan celaka di malam terkutuk. Sesungguhnya emak tidak pernah benar-benar menginginkannya, tapi ada sperma yang terlanjur tumpah malam itu.
Jangan salahkan dirimu dulu, nak. Dan jangan pernah bilang bahwa kau ini hanyalah ketidaksengajaan yang tidak diinginkan, dari pertemuan antara sperma yang nyaris busuk dengan ovum sekarat yang disemaikan ditanah kering tak berhumus.
Dengar, kau harus percaya saat emak mengatakan ini. Emak melahirkanmu karna kamu berharga, nak. Terlalu berharga. Emak menyayangimu, sungguh .
Kalaupun pernah sekali emak mengutuk keberadaanmu, itu bukanlah berarti emak membencimu. Emak tau tidak ada seorangpun yang pernah ingin dilahirkan kedunia. Emak hanya sedikit mendendam pada masa lalu. Maafkan emak karna telah melibatkanmu terlalu jauh.