THE TIME WITH NO NAME, THE SELF WITH NO NAME: 02/01/2006 - 03/01/2006

Wednesday, February 08, 2006

Ternyata sebenarnya kita bisa terbang kalo kita cuekin gravitasi ...

Tuesday, February 07, 2006

- The blah and The bloh -

Nempel di jidat kaya jerawat ?
Aduh, nggak perlu lah.
Saya sih lebih pilih untuk berkerak di otak.
Soal di tempurung kepala siapa, itu bukan masalah. No problemo, fella!
[Toh kebebasan untuk memilih itu emang ga pernah ada.]
Kedengerannya pesimis ? Hahaha .. sangat saya, katanya.
Jelas harus begitu, karna biarpun nanti dunia udah dikuasain sama Jenglot, saya kan tetep gak akan pernah bisa bikinin dia sayap dari ganja.
Artinya, saya harus nyerah aja sekarang. mungkin.
Hmpff .. bodo amat juga sih sebenernya.
Hore !

Wednesday, February 01, 2006

"I wanna lay you down on a bed of roses razor blades"

Thirteen same old computer has killed thousands
of tired faces. A screaming innocent girl has fired a
bundle of file and put a restless-beloved dji sam
soe into her John Lennon-look glasses to seduce
Powershot Pro 1, papers, and a cup of black
coffee.

She hear people laughing and a repeatedly boring
conversation on the phone. Two thousands six ring
phones per day had drivin her as crazy as her own
song @ winamp between the most intimidating
sounds of mouse's clicks.

She wishes someone misterious that she don't
even know come into a nameless-purple night, into
her pesimistic-rebelious life and brought her
somewhere far away from where she stands,
where she never admits a place that belongs to her
biological father: a simple place where she usually
buy some rolling paper almost everynight.

Soon after she quits from her job, she goes to the
beach, watching sunset while playing guitar, and
screams as strong as a first true kiss could ever
done from a warm lips.

Jesus to her.
- Babi buntung masuk neraka -

Gak asik banget. Langit di daerah pecinan yang kumuh ini justru malah penuh bintang, tepat disaat saya lagi pengen liat langit yang gelap.
Bensin 20 ribu ternyata gak bisa bawa saya lebih jauh lagi. Padahal saya lagi niat pergi sejauh-jauhnya.
"mau makan apa kamu malem ini?"
"makanan yang cocok buat orang yang lagi kesel apa?"
Temen saya ini rupanya nanya serius, dan dia keliatan ga terlalu suka sama jawaban saya. Dan tanpa banyak tanya lagi, dia nyeret saya ke gerobak nasi goreng.
Tapi sumpah, saya ga pengen makan, malah saya udah ga pengen masukin apapun lagi ke dalem perut saya.
Perut dan jiwa (cie jiwa!) saya udah terlalu penuh sama banyak hal. Sama rengekan gak berujung dari mulut ibu saya, sama mulut-mulut nyinyir para perempuan aneh, dan ini dan itu dan ini dan itu ...
Saya lebih suka duduk disini aja, ngeliatin cina-cina yang sibuk berkeringat waktu makan, cara becanda mereka yang saya gak ngerti, sama tato-tato naga oldskool mereka. Ini semua jauh lebih menyenangkan daripada memperhatikan hidup sendiri.
Hmmpff .. Untungnya rasa marah ini dapet penyeimbang.
"Nah gitu dong, pertahanin powernya. vokal lo jadi lebih asik kalo gini."
O yea, kalian semua bisa rileks sekarang temans, hari ini saya masih marah, mungkin sampe minggu depan. Jadi siap-siap aja, kemungkinan besar besok saya bakal mengobrak-abrik Parc & Thursday Riot-nya.
Eerrgh .. hidup !