Kaki kananku sering mati rasa
Racun yang dulu ibu minum,
Tidak berhasil membunuhku
Hanya sedikit melumpuhkan syarafku
Ibu bilang dia bukan pembunuh
Ibu cuma takut pada ayah
Bila obat tidak ditelan,
Balok kayu akan mendarat di punggung ibu
Aku memaafkan ibu
Dan mengabaikan kaki kananku
Aku menyeret kakiku
Mendatangi ayah
Memandang matanya
Sambil berkata,
"Kapan ayah mati?"
Ayah bilang aku durhaka
Lalu ayah melepas ikat pinggangnya
Mencambuk lalu menyetubuhiku
Sejak itu
Aku tidak mengerti
Kenapa ibu selalu menjerit
Dan mengatakan aku gila
Aku membunuh ayah
Karna aku sayang ibu
Aku memotong penis ayah
Supaya dia berhenti membuahi sia-sia
Dan menghasilkan manusia lain
Seperti aku.
Racun yang dulu ibu minum,
Tidak berhasil membunuhku
Hanya sedikit melumpuhkan syarafku
Ibu bilang dia bukan pembunuh
Ibu cuma takut pada ayah
Bila obat tidak ditelan,
Balok kayu akan mendarat di punggung ibu
Aku memaafkan ibu
Dan mengabaikan kaki kananku
Aku menyeret kakiku
Mendatangi ayah
Memandang matanya
Sambil berkata,
"Kapan ayah mati?"
Ayah bilang aku durhaka
Lalu ayah melepas ikat pinggangnya
Mencambuk lalu menyetubuhiku
Sejak itu
Aku tidak mengerti
Kenapa ibu selalu menjerit
Dan mengatakan aku gila
Aku membunuh ayah
Karna aku sayang ibu
Aku memotong penis ayah
Supaya dia berhenti membuahi sia-sia
Dan menghasilkan manusia lain
Seperti aku.
0 Tamparan Penuh Cinta:
Post a Comment
<< Home